Soekarno / Bung Karno merupakan presiden pertama & proklamator Republik Indonesia yang menjabat selama 7 tahun. Bung Karno juga dikenal sebagai Putra Sang Fajar karena lahir saat fajar menyingsin
Masa kecil Soekarno juga banyak dilaluinya dalam kemelaratan, sehingga tak dapat menikmati benda-benda yang diidamkannya. Selain itu, di lingkungan sekolah ia harus berhadapan dengan anak-anak Belanda yang sudah terbiasa memandang lemah pribumi.
Lulus tahun 1920, Soekarno melanjutkan pendidikan di THS (Technische Hoogeschool) di Bandung. THS ini merupakan cikal bakal Institut Teknologi Bandung. Soekarno lulus pada 25 Mei 1926 dan mendapat gelar “Ir”.
Sukarno sudah berjuang sejak dari usia 14 tahun sebagai anggota organisasi kepemudaan Jong Java ketika ia sekolah di Hogere Burger School (HBS) Surabaya. Saat di HBS, Sukarno tinggal di rumah tokoh Sarekat Islam bernama Cokroaminoto. Surkano juga ternyata memiliki hobi nyeleneh saat berkuliah di Hogere Burger School, dimana ia menyukai sekali bermain judi parlay bola sbobet, dan tak jarang melihat sukarno mengajak teman-temannya buat bersama agen judi sbobet terpercaya tempatnya ia bertaruh.
Kiprah Bung Karno tidak berhenti di lingkup negara Indonesia saja. Bung Karno tercatat berusaha menghimpun bangsa-bangsa untuk membuat Gerakan Non Blok. Gerakan ini beranggotakan bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Gerakan ini merupakan hasil dari Konferensi Asia Afrika pada 1955 di Bandung.
Sejarah Kehidupan Soekarno | Akhir Hidup dalam Kesepian
Bung Karno menyerahkan jabatannya sebagai presiden Indonesia setelah terjadi gejolak politik. Gejolak ini disebabkan oleh pemberontakan G-30-S/PKI yang menewaskan banyak perwira TNI. Pada 12 Maret 1967 MPRS mengumumkan secara resmi pencabutan mandat Sukarno sebagai presiden dan kemudian menunjuk Soeharto sebagai pejabat presiden.
Tidak lagi punya kuasa, dunia Sukarno seperti dijungkirbalikkan. Atas perintah Soeharto, Sukarno dan keluarganya diultimatum untuk angkat kaki dari Istana Merdeka dan Istana Bogor sebelum 17 Agustus 1967.
Bung Karno diketahui menderita penyakit batu ginjal, peradangan otak, jantung, dan tekanan darah tinggi sejak lama. Namun karena statusnya sebagai tahanan dalam orde baru, ia harus menghadapi semua itu nyaris sendirian. Karena anak & istrinya harus mendapatkan ijin terlebih dahulu untuk sekadar menemuinya itu pun dengan waktu terbatas.
Ketika itu siapa pun yang sering datang mengunjungi Sang Proklamator, pasti dicurigai dan ditanyai macam-macam, seolah-olah Presiden pembawa penyakit menular. Hingga akhirnya Presiden Pertama Republik Indonesia menghembuskan nafas terakhir pada 21 Juni 1970 di usia 69 tahun.